Ludwig van Beethoven: Sang Komposer Musik Legendaris (1770-1827)

Share your love

Ludwig van Beethoven adalah salah satu komposer terbesar dalam sejarah musik klasik Eropa. Musiknya meliputi transisi antara gaya klasik dan romantik.

Karyanya semakin luar biasa mengingat karya-karya itu diselesaikan sewaktu ia kehilangan fungsi pendengarannya. Meskipun tiga puluh tahun akhir hidupnya mengalami masalah pendengaran, tetapi tidak menghentikan langkahnya untuk menghasilkan simfoni-simfoni luar biasa.

Masa Muda dan Keluarga Ludwig van Beethoven

Ludwig van Beethoven
Beethoven tatkala berumur tiga belas tahun. Sumber: Wikipedia

Ludwig van Beethoven lahir pada 16 Desember 1770 di Bonn, Jerman  dan dibaptis satu hari berikutnya. Meski demikian tanggal kelahirannya masih diperdebatkan karena tidak ada dokumen resmi yang ditemukan, tetapi mayoritas berpendapat 16 Desember adalah hari kelahirannya.

Ibunya bernama Maria Magdalena van Beethoven, seorang wanita yang sangat serius dan tekun. Ayahnya, Johan van Beethoven, ataupun kakeknya bekerja sebagai penyanyi istana bagi uskup agung Bonn.

Sayangnya, ayah Beethoven adalah seorang pecandu alkohol. Ia mencoba menambah pemasukan keluarga dengan memamerkan putra keduanya, Ludwig, sebagai anak ajaib. Kendati demikian usaha tersebut tidak berhasil.

Berbeda seperti Mozart, kegeniusan Beethoven membutuhkan waktu agak lama untuk berkembang penuh. Selain memperoleh pelajaran musik dari ayahnya, saat berusia sembilan tahun, ia juga menerima pelajaran menggubah musik dari Christian Gottlo Neefe, pemain organ istana Boon.

Selanjutnya, Beethoven mejadi asisten pemain organ resmi pada usia 14 tahun. Pasa masa ini, Beethoven melakukan perjalanan ke Wina dan kemungkinan bertemu dengan Mozart serta bermain musik untuknya. Namun, di tengah perjalanan terdengar kabar bahwa ibunya jatuh sakit akibat tuberkulosis dan ia pun terpaksa pulang ke Boon saat ibunya meninggal.

Perjalanan Menuju Puncak Ketenaran

Ludwig van BeethovenSetelah ibunya meninggal dunia, Beethoven kini menjadi tulang punggung keluarga, terutama karena ayahnya yang semakin tidak mampu. Ia pun mulai bekerja sebagai pemain bila di orkestra istana dan teater lokal. Selain itu, ia juga bekerja sebagai guru musik bagi anak-anak bangsawan.

Posisinya memungkinkan ia untuk bertemu banyak banngsawan berpengaruh, termasuk aristokrat Count Ferdinand Waldstein, musikus ahli yang menjadi teman dan pengayim. Berkat bantuan Waldstein, Beethoven dapat pergi kembali ke Wina untuk belajar dari komposer terkenal Joseph Hadyn. Ia meninggalkan Boon pada 1792 dan menghabiskan sisa hidupnya Wina.

Di Wina, Beethoven membuat berbagai salon dan bangsawan di tempat itu terkesan dengan penampilan virtuosonya dengan piano. Ia pun pentas di mana-mana dan dianggap juara dalam hal improvisasi, bahkan dibanding-bandingkan dengan Mozart.

Gubahan-gubahannya pada saat itu mencakup sejumlah sonata piano, variasi, dan konserto. Dua simfoni pertamanya menunjukkan  pengaruh para pahwalan yang dikaguminya, Mozart dan Haydn.

Kehilangan Pendengaran dan Puncak Karier Beethoven

Di tengah karier yang tengah menanjak, Beethoven terkena penyakit Tinnitus pada 1798. Tinnitus adalah penyakit yang mengerikan untuk seorang komposer, karena mengakibatkan penderitanya perlahan-lahan menjadi tuli dan kehilangan fungsi pendengarannya sepenuhnya.

Dengan penyakit mengerikan itu Beethoven mengalami suasana hati yang buruk dan guncangan emosional. Beethoven kesulitan menjalin hubungan dan ia tidak pernah menikah.

Kendati demikan, pada tahun-tahun berikutnya Beethoven masih mencoba terus berkarya. Ia menggubah sejumlah karya piano penting. Gubahan-gubahan itu brilian dan indah.

Meskipun demikian, ketulian yang dialaminya semakin menjadi dan tidak bisa lagi diabaikan. Ia hampir putus asa dan barangkali menyadari bahwa kariernya sebagai virtuoso sudah tamat. Oleh sebab itu, ia mulai berfokkus menggubah lagu.

Di tengah sakitnya, ia menghasilkan serangkaian karya luar biasa. Simfoni no. 3 yang dipersembahkan untuk pahlawan idolanya, Napoleon Bonaporte, menandai awal dari mahakaryanya. Namun, sewaktu Napoleon menyatakan diri sebagai kaisar pada 1804, sang komposer yang kecewa menghapus persembahan itu. Simfoni itu akhirnya diterbitkan pada tahun 1806 dengan judul baru Sinfonia Eroica.

Beethoven terus melanjutkan kreasinya dengan melahirkan banyak gubahan, antara lain sonata piano Waldstein dan Appasionata; Konserto Piano Keempat; Kuartet Razumovsky dan Konserto Violin; dan juga opera pertama dan satu-satunya yang ia hasilkan, Fideho.

Simfoni no. 4 dan 5 kemudian diterbitkan pada periode ini, dengan no. 5 menjadi titik penting orisinalitas musik. Pembukaan simfoni ini sangat terkenal hingga sekarang. Selanjutnya muncul simfoni no. 6 yang dikenal sebagai Pastoral, di mana instrumen tiup meniru suara burung pedesaan setempat, disusul simfoni no. 7 dan 8 yang menandai puncak masa produktivitasnya.

Akhir Hidup Beethoven

Pada tahun-tahun terakhir hidupnya, Beethoven tidak banyak menggubah lagu karena sekarang ia tuli total. Karya-karya periode akhir Beethoven (sejak 1815), ditandai oleh keintiman dan daya emosi yang semakin meningkat.

Sonata-sonata piano terakhirnya, opus 109, 110 dan 111 adalah karya virtuoso luar biasa dengan kompleksitas yang bersanding sempurna denga lirisisme.

Di sisi lain, Simfoni No. 9, karya agungnya yang tercipta tahun 1823, meledak-ledak dengan movement terakhir, Ode to Joy. Movement itu menampilkan koor penuh dan penyanyi-penyanyi solo yang bergairah.

Kuartet-kuartet gesek terakhirnya diselesaikan tahun 1826, yang bertepatan deng an pecobaan bunuh diri keponakan Beethoven yang juga merupakan anak perwaliannya. Satu tahun berikutnya ia terkena serangan pneumonia dan kemunculan sirosis hati yang  menyebabkan kematiannya pada 26 Maret 1827 pada usianya yang ke-56 tahun.

Beethoven dimakamkan dengan upacara luar biasa di Wina. Sebuah upacara yang cocok untuk komposer yang telah terkenal di seluruh Eropa. Hingga kini, namanya bersanding dengan jajaran komposer-komposer hebat pada masanya ataupun masa-masa lain.

BIBLIOGRAFI

Cooper, Barry. 2008. Beethoven. Oxford: Oxford University Press.

Kinderman, William. 2009. Beethoven. Oxford: Oxford University Press.

Rifai Shodiq Fathoni

Rifai Shodiq Fathoni

I explore disability and medical history as a history buff. I examine how society and medicine have treated and changed for people with disabilities over time.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *