Suku Aztek dikenal memiliki peradaban tinggi, dengan pulau-pulau apung buatan untuk menyokong pertanian mereka. Selain memiliki pertanian maju, orang-orang Aztek juga dikenal melalui tradisi upacara pengorbanan manusia.
Story Guide
Asal-Usul Suku Aztek
Orang-orang Aztek pada awalnya merupakan gerombolan pengembara barbar yang memasuki Distrik Telaga (sebuah wilayah pengungsian pascaruntuhnya Kerajaan Toltec pada abad ke-12). Di wilayah ini, mereka menerima pengaruh budaya dari pengungsi lain, di antaranya seni berperang dan ritual pengorbanan manusia.
Pada seperempat akhir abad ke-14, mereka mulai bermukim di beberapa pulau yang tidak berpenghuni di teluk barat laut Danau Texcoco, Meksiko. Orang-orang Aztek lalu menyulap lingkungan baru ini menjadi wilayah yang layak dihuni dengan memangkas berlapis-lapis tumbuh-tumbuhan rimbun dan menjadikan lingkungan baru ini dapat diakses. Sampah-sampah tumbuhan tersebut lalu diubah menjadi pulau-pulau apung buatan untuk bercocok tanam.
Dengan kemauan kuat, orang-orang Aztek menjadi perencana kota dan agrikulturalis yang terampil. Selanjutnya, mereka juga menjadi pedagang antar wilayah, yang menggabungkan perdagangan dengan karya-cerdas militer.
Orang-orang Aztek merintis jalan menuju kekuasaan militer dan politik melalui pekerjaan sebagai tentara bayaran bagi penguasan kerajaan Tepanec. Pada tahun 1428, orang-orang Aztek dari Tenochtitlan, salah satu dari dua kota Aztek, merampas kerajaan Tepanec di distrik-telaga yang turut mereka bangun sebagai tentara bayaran.
Tokoh pergerakan bangsa Aztek adalah Tlacaelel, yang bertahan hidup sebagai penasihat politik bagi tiga penguasa Tenochtitlan berturut-turut. Tlacaelel memulai pergerakan dengan mencaplok dan menggabungkan kota kembar Aztek Tenochtitlan, dan tetangga dekat utara, Tlatecoli. Ia juga bersekutu dengan negara-kota lokal lainnya yang terletak di sekitar Danau Texcoco, yakni negara Acolhua Texcoco, dan Tlacopan.
Pemusatan kekuasaan di bawah pemerintahan Tenochtitlan ini memungkinkan bangsa Aztek untuk membangun kekaisaran di dataran Meksiko pada 1428 M dengan kaisar pertamanya, Itzcoatl (1427-1440).
Di bawah pimpinan kaisar kedua, Moctezuma I (1440-1469), Peradaban Aztek dijadikan sebuah unit politik dan budaya yang kuat dengan Tenochtitlan sebagai ibu kotanya. Aztek mencapai puncak kejayaannya pada pemerintahan Ahuitzotl (sekitar 1486-1502), yang melipatgandakan wilayah kekuasaan Aztek. Pada masa tersebut wilayah Aztek membentang melintasi Amerika Latin, dari pesisir ke pesisir, mencakup ujung Atlantik dan juga ujung Pasifik.
Kerajaan Aztek tidak dapat dipungkiri mempunyai wilayah yang luas, tetapi wilayah yang luas itu tidaklah terkendali. Orang-orang yang jatuh di bawah dominasi Aztek mendapati kerasnya kehidupan. Para warga tertekan lantaran penempatan garnisun permanen di wilayah mereka. Di bawah paksaan, mereka dipaksa membayar upeti tinggi, termasuk menyerahkan anak laki-laki dan perempuan untuk pengorbanan manusia.
Kehidupan Sosial Suku Aztek
Untuk ukuran wilayah Amerika Latin saat itu, bangsa Aztek dapat dikatakan mempunyai peradaban yang tinggi. Penduduk Aztek memenuhi kebutuhan pangan mereka dengan mengandalkan tanaman pangan yang dibudidayakan di sejumlah Chinampas (pulau buatan). Pulau-pulau apung tersebut dibangun di Danua Texcoco.
Pasokan pangan itu juga disokong hasil pertanian dari tanah taklukan suku Aztek, yang menghasilkan jagung, kacang buncis, kakao, bahan katun, serta hasil tambang seperti emas, perak, dan batu nefrit.
Orang-orang Aztek berdagang mengelilingi Meksiko hingga wilayah yang kini menjadi Amerika Serikat, dan ke selatan menuju Kolombia. Mereka menjual barang-barang bernilai tinggi yang dibuat oleh para pengrajin seperti pakaian, perhiasan, perabot rumah tangga, dan peralatan upacara. Para pedagang membeli batu pirus dari orang Indian Pueblo di utara. Dari selatan didatangkan bulu unggas berwarna cerah yang digunakan untuk membuat mantel, kipas, hiasan kepala, dan hiasan perisai.
Masyarakat Aztek tersusun secara militeristik. Semua pria muda harus berdinas dalam ketentaraan semenjak usia 17 hingga 22 tahun. Beberapa di antara mereka berdinas lebih lama, apabila ia memang memiliki kemampuan.
Orang-orang Aztek mengambil alih sistem kalender Amerika Latin dengan akurat, dan mereka mengkombinasikan agama leluhur mereka dengan agama pemukim terdahulu, sehingga tercipta suatu panteisme dan ritual rumit seperti Hindu.
Mereka juga membuat naskah yang tersusun dari piktogram-piktogram dan fonem-fonem permainan kata, yang lebih praktis daripada piktograf-piktograf tradisional Amerikan Latin, dan mereka menghasilkan beberapa karya puisi yang sangat introspektif.
BIBLIOGRAFI
Gifford, Clive. 2009. Ensiklopedia Sejarah dan Budaya. Terj. Nino Oktorino. Jakarta: Lentera Abadi.
Montefiore, Simon Sebag. 2008. Tokoh Kontroversial Dunia. Jakarta: Erlangga.
Toynbe, Arnold. 2007. Sejarah Umat Manusia. Terj. Agung Prihantoro. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.