Perang Dunia II nyaris membuat Toyota bangkrut. Namun, inovasi dan ekspansi yang dilakukan oleh perusahaan mampu menjadikan Toyota merajai industri otomotif dunia dengan penjualan kendaraan mencapai 10 juta unit pertahunnya.
Toyota Motor Company
Kejayaan Toyota tidak bisa dilepaskan dari tangan dingin Kiichiro Toyoda. Ia merupakan putra dari Sakichi Toyoda, pemilik perusahaan tenun Toyoda Automatic Loom Works (didirikan pada 1926).
Sebelum mendirikan Toyota Motor Co, Toyoda berkeliling Eropa dan Amerika serikat untuk melihat dan meneliti industri mobil di sana. Pada tahun 1930, ia mulai mengembangkan mesin bertenaga bensin.
Beberapa waktu kemudian Toyoda Automatic Loom Works diminta untuk mengembangkan produksi mobil oleh pemerintah Jepang. Mobil-mobil itu diproyeksikan untuk memenuhi kebutuhan industri dan perang.
Toyoda memanfaatkan kesempatan ini untuk mendirikan divisi produksi otomotif dari perusahaan ayahnya pada 1 September 1933.
Menurut Takahiro Fujimoto dalam The Evolution of a Manucturing System … , Toyoda mulai membangun pabrik percontohan di kota Kariya, di prefektur Aichi pada 1934. Karena tidak dapat menemukan pemasok baja khusus yang sesuai, Toyoda membangun pabrik bajanya sendiri di sebelah toko prototipe, mengimpor tungku listrik dari Amerika Serikat, dan mengundang para insinyur Amerika untuk membantu pengoperasiannya.
Pada saat yang sama, Kiichiro mengirim stafnya pergi ke Amerika Serikat untuk membeli peralatan mesin produksi komersial, dan mempelajari sistem produksi massal Amerika dengan mengunjungi pabrik-pabrik terpilih selama setengah tahun.
Setahun kemudian, divisi tersebut mulai memproduksi mesin tipe A pertama yang digunakan pada mobil prototipe model A1 pada Mei 1935 dan truk G1 pada Agustus 1935. Model penumpang A1 kemudian dikembangkan menjadi model AA pada tahun 1936. Mobil ini tampak mirip dengan Dodge Power Wagon dan Chevrolet karena banyak menggunakan suku cadang dari Amerika.
Selama pengembangan model AA, perusahaan membeli produk General Motors (GM) dan Ford yang diproduksi secara lokal di Jepang. Mobil itu kemudian diteliti untuk direkayasa ulang. Tidak hanya itu, para insinyur yang pernah bekerja di Ford dan GM juga dipekerjakan untuk mengembangkan produk.
Setelah melakukan riset cukup lama, Toyoda akhirnya mendirikan Toyota Motor Company sebagai perusahaan independen pada 1937. Nama “Toyota” sengaja dipilih karena dianggap membawa keberuntungan serta mudah ditulis dalam huruf kanji.
Selama Perang Dunia II, Toyota ditugaskan oleh Kekaisaran Jepang untuk memproduksi truk-truk militer di Pulau Honshu. Karena ketersediaan bahan baku yang minim, truk militer tersebut dibuat sesederhana mungkin. Misalnya, truk hanya memiliki satu lampu depan di tengah kap mesin.
Meskipun demikian, truk-truk tahan banting buatan Toyota ini ternyata merupakan cikal bakal dari seri Land Cruiser yang sukses terjual di Amerika Serika dan seluruh dunia di kemudian hari.
Merajai Industri Otomotif Dunia
Setelah Perang Dunia II, Jepang mengalami krisis ekonomi hebat. Industri mobil juga terkena imbasnya.
Walaupun pada tahun 1947 Toyota memulai produksi mobil penumpang komersial. Namun, hantaman krisis ekonomi membuat perusahaan di ambang kebangkrutan. Perusahaan akhirnya terpaksa mencari pinjaman dana dari konsorsium bank.
Kendati demikian, krisis belum lepas sepenuhnya dari Toyota. Bulan Juni 1950, perusahaan hanya mampu memproduksi 300 truk. Langkah pemotongan gaji dan PHK diambil perusahaan untuk mengurangi beban kerja.
Pekerja perusahaan merespon kebijakan itu dengan melakukan mogok kerja selama dua bulan. Sebagai buntut krisis di perusahaan, Kiichiro Toyoda memutuskan mundur dari posisi presiden Toyota. Ia digantikan oleh Taizo Ishida yang sebelumnya merupakan Kepala Eksekutif Toyoda Automatic Loom company.
Taizo cukup beruntung, beberapa bulan setelah menjabat, Perang Korea kian memanas. Toyota mendapat keuntungan dari perang itu setelah menjual lebih dari 5.000 kendaraan ke militer AS. Perusahaan pun berhasil terhindar dari kebangkrutan.
Selama kepemimpinan Taizo, perusahaan gencar melakukan ekspor mobil dan ekspansi pabrik. Pada Mei 1953, untuk pertama kalinya perusahaan mengirim mobil buatannya ke Benua Amerika, yakni lima Land Cruiser ke El Salvador. Tidak berselang lama, seri Crown memasuki pasar Amerika Serikat.
Pendirian pabrik mobil di Motomachi pada tahun 1959, menandai awal superioritas Toyota dibanding Nissan selama dekade 1960-an. Perusahaan terus gencar melakukan ekspansi pada periode ini dengan membangun pabrik dan fasilitas di Thailand. Kemitraan dengan Hino Motors dan Daihatsu juga dibangun.
Bersamaan dengan menurunnya produksi mobil Amerika Serikat karena biaya produksi yang mahal, mobil-mobil Toyota hadir menjawab masalah tersebut. Harga kendaraan yang terjangkau, hemat bahan bakar, dan andal di berbagai medan membuat banyak orang melirik mobil-mobil buatan Toyota. Corolla menjadi salah satu seri paling laris kala itu. Sebagai hasilnya, perusahaan berhasil menjual lebih dari 1 juta kendaraan dan menjadi produsen mobil terbesar kedua pada 1980-an.
Kisah Toyota di Indonesia
Di Indonesia, Toyota terbilang masuk ke pasar otomotif belakangan. Pada masa kolonial, mayoritas mobil diproduksi oleh General Motors yang memiliki pabrik di Tanjung Priok sejak 1920. Kala itu, komponen-komponen mobil didatangkan langsung dari Paman Sam untuk di rakit di Batavia.
Sayangnya, aktivitas pabrik harus terhenti selama Perang Dunia II. Setelah Belanda mengakui kedaulatan Indonesia pada 1949, Soekarno menggencarkan proyek nasionalisasi pabrik-pabrik Belanda, GM termasuk di dalamnya.
Pabrik tersebut akhirnya dihidupkan kembali setelah diambil alih oleh Astra pada 1970-an untuk merakit truk-truk Chevrolet.
Baca juga: Nokia: Kisah di Balik Keruntuhan Raksasa Teknologi Dunia
Taklama kemudian, pemerintah mengeluarkan peraturan yang mewajibkan perusahaan untuk mendirikan agen tunggal pemegang merek (ATPM) sebelum memasarkan mobil di Indonesia.
Astra langsung menyambut aturan itu dengan mendirikan PT. Toyota Astra Motor (TAM) sebagai ATPM Toyota di Indonesia. Mulai dari sinilah mobil-mobil buatan Toyota gencar masuk ke Indonesia.
Sebelum TAM didirikan, sebetulnya mobil-mobil Toyota lebih dahulu mengaspal di jalanan Indonesia. Kementeriaan Transmigrasi, Koperasi, dan Pembangunan Masyarakat Desa membeli 100 Land Cruiser FJ untuk disebarkan ke berbagai daerah pada 1961. Toyota Tiara yang diimpor oleh mendiang AH Budi, pendiri Nasmoco Group menemani Land Cruiser sebagai generasi Toyota pertama yang mengaspal di Indonesia.
Kini, Toyota telah menjelma sebagai perusahaan otomotif terbesar di dunia. Pabrik-pabrik perusahaan ini tersebar di berbagai negara dengan penjualan mencapai 10,5 juta unit setiap tahunnya.
Daftar Pustaka
Liker, Jeffrey K. dan Timothy N. Ogden. Toyota under fire: lessons for turning crisis into opportunity. New York: McGraw-Hill, 2011.
Fujimoto, Takahiro. The Evolution of a Manucturing System atToyota. Oxford: Oxford University Press, 1999.
Kazuo Wada. The Evolution of the Toyota Production System. Singapura: Springer Singapore, 2020.
Womack, James P., dll. The Machine That Changed the World. New York: Macmillan, 1990.