Pengorbanan Manusia Suku Aztek

Berbicara mengenai Aztek, maka tidak dapat dilepaskan dari tradisi pengorbanan manusia suku Aztek. Bahkan, kemajuan peradaban suku Aztek seakan tersaingi oleh tradisi pengorbanan manusia tersebut.

Ritual Pengorbanan manusia suku Aztek sendiri hingga saat ini masih diperdebatkan oleh para ilmuwan. Beberapa berpendapat bahwa ritual pengorbanan manusia itu adalah mitos yang dibuat oleh penakluk Spanyol untuk membenarkan dan mengesahkan penaklukan mereka.

Kendati demikian, banyak bukti menunjukkan bahwa negara Aztek, seperti banyak Mesoamerika pra-Columbus lainnya, secara teratur melakukan ritual pengorbanan manusia.

Bukti-bukti juga menunjukkan bahwa suku Aztec melembagakan praktek ini, bahkan mengangkatnya ke bentuk seni dan tontonan publik yang paling penting di Aztek.

Bukti ini mencakup sejumlah catatan Spanyol dan penduduk asli yang disusun selama atau pun setelah penaklukan Meksiko, bersama dengan artefak arkeologi dan tekstual yang melimpah yang mendahului invasi Spanyol.

Keyakinan agama dan budaya yang mengilhami ritual pengorbanan manusia Aztek ini telah berakar dalam budaya masyarakat Mesoamerika. Banyak pemerintahan pra-Columbus di benua Amerika dikenal telah mengorbankan manusia secara ritual kepada dewa-dewa mereka. Praktek semacam itu berakar pada keyakinan pan-Mesoamerika tentang kekuatan spiritual darah manusia dan intervensi sehari-hari para dewa dalam urusan manusia.

Negara kemudian mengubah pemahaman budaya yang luas ini menjadi ideologi negara. Kelompok-kelompok penguasa menggambarkan persembahan umum darah manusia sebagai pembayaran utang kepada para dewa. Dengan memuliakan dewa-dewa dengan substansi paling berharga di alam semesta — darah manusia — negara meneror musuh dan mendedikasikan diri mereka untuk mengamankan kebaikan sosial dan kosmik yang lebih besar.

Suku Aztek mengambil praktek ini secara ekstrem, mengorbankan orang-orang pada berbagai kesempatan. Dari 18 peristiwa seremonial yang terjadi selama masing-masing 18 bulan dari tahun matahari suku Aztek, delapan di antaranya adalah ritual pengorbanan manusia.

Ritual ini termasuk upacara Quecholli (bulu berharga) pada 31 Oktober – 9 November, di mana imam ritual membunuh dan mengorbankan tawanan yang berpakaian seperti rusa, dan upacara Atl Caualo (Menghentikan air) pada 13 Februari – 4 Maret, di mana bayi dan anak-anak secara terbuka berbaris dalam kelompok sebelum dikorbankan.

Pengorbanan yang mengerikan ini melibatkan empat imam yang menggendong korban di atas batu besar, nantinya korban akan dibelah untuk diambil jantungnya.

pengorbanan manusia suku aztek
Upacara pengorbanan manusia. Sumber: WIkimedia

Dengan persiapan dan transformasi ritual, korban digambarkan sebagai dewa yang kepadanya ia akan dikorbankan. Ada banyak variasi pada tema-tema ritual ini. Entitas ilahi yang paling sering diadakan ritualnya adalah Huitzilopochtli, dewa Matahari dan perang, khususnya pada akhir setiap 52 tahun abad Aztec. Tanpa ritual pengorbanan manusia, negara mengklaim, Matahari akan berhenti terbit dan alam semesta akan berakhir.

Setelah Triple Aliansi Aztek 1428 bergabung bersama Tenochtitlan, Texcoco, dan Tlacopán, praktik pengorbanan manusia dilembagakan di tingkat tertinggi negara Aztec

Peristiwa besar seperti kemenangan dalam perang, peresmian penguasa baru, atau dedikasi struktur publik yang penting menjadi kesempatan untuk pengorbanan manusia skala besar. Contoh yang paling luas terjadi pada tahu 1487. Ritual pengorbanan manusia diadakan di kuil Huitzilopochtli di Tenochtitlan, dalam upacara itu diperkirakan 20.000 orang dikorbankan selama empat hari.

pengorbanan manusia suku aztek
Kuil Piramida Aztek merupakan tempat dilakukannya upacara pengorbanan manusia

Suku Aztekjuga memprakarsai perang dengan pemerintahan tetangga. Pertempuran ritual ini disebut dengan “Perang Bunga”. Perang ini bertujuan untuk mendapatkan calon korban ritual pengorbanan manusia.

Seiring dengan meroketnya dominasi Aztek, praktik-praktik seperti itu menjadi bagian integral dari ideologi negara dan ambisi kekaisaran. Pengorbanan manusia ritual menunjukkan kekuatan politik dan agama negara Aztek yang luar biasa. Di sisi lain, praktek itu meneror musuh-musuhnya, bekerja sebagai kekuatan ideologis yang kohesif di antara rakyatnya, dan membangkitkan pemberontakan terhadap pemerintahan Aztek yang di kemudian hari dimanfaatkan oleh Hernan Cortes dan pasukan Spanyol untuk menaklukkan Meksiko.

BIBLIOGRAFI

Gifford, Clive. 2009. Ensiklopedia Sejarah dan Budaya. Terj. Nino Oktorino. Jakarta: Lentera Abadi.

Gruzinski, Serge. 1992. The Aztecs: Rise and Fall of an Empire. London: Harry N Abrams Inc.

Montefiore, Simon Sebag. 2008. Tokoh Kontroversial Dunia. Jakarta: Erlangga.

Toynbe, Arnold. 2007. Sejarah Umat Manusia. Terj. Agung Prihantoro. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *