Politik Apartheid di Afrika Selatan 1948-1994

Apartheid merupakan kebijakan politik yang membedakan penduduk berdasarkan warna kulit dan ras. Kebijakan ini dimulai oleh orang-orang kulit putih di Afrika Selatan pada awal abad ke-20. Afrika Selatan (Afsel) merupakan benteng terakhir imperialis pemerintahan minoritas kulit putih di Afrika.

Pemberlakuan politik apartheid di Afsel membatasi keikutsertaan warga kulit hitam dalam politik negara tersebut. Meskipun usaha oposisi terus dilakukan, tetapi pemerintah meresponnya dengan semakin membatasi hak politik masyarakat kulit hitam.

Jika berbicara mengenai Apartheid di Afrika Selatan, maka akan sulit dilepaskan dari nama Nelson Mandela. Tokoh kulit hitam Afrika Selatan ini dikenal sangat aktif dan berjasa dalam melawan sistem politik apartheid. Melalui African National Congress (ANC), ia menjadi presiden kulit hitam pertama di Afrika Selatan.

Mengenal Politik Apartheid

Afrika Selatan merupakan negara yang kaya akan berlian dan emas. Kekayaan ini menyebabkan Afrika Selatan tidak luput dari imperialisme negara-negara Barat. Pada tahun 1870, Inggris mulai mengeksploitasi kekayaan di wilayah tersebut. Imperialisme Inggris baru berakhir pada tahun 1910.

Antara 1910-1948, orang-orang kulit putih di Afrika Selatan memulai kebijakan pemisahan ras dan warna kulit. Masa yang dikenal sebagai segreration era ini merupakan cikal bakal dari politik apartheid.

Pada masa ini golongan kulit putih mulai melakukan konsolidasi kontrol atas negara, memperkuat cengkeramannya terhadap populasi kulit hitam, dan menghilangkan campur tangan pemerintah Inggris di Afrika Selatan.

Tercatat dua partai politik kulit putih pernah menjadi penguasa pada masa ini. Partai pertama adalah Partai Nasional yang berkuasa pada 1924-1939, dan 4 Mei 1948-9 Mei 1994. Partai kedua adalah Partai Kesatuan, berkuasa pada 1934 sampai 1948. Antara tahun 1934-1939, kedua partai berkuasa bersama-bersama lewat sistem partai gabungan.

Kebijakan pemisahan berdampak pada kondisi politik, ekonomi, dan sosial masyarakat kulit hitam dan ras campuran. Diskriminasi yang dilakukan pemerintah menyebabkan kesenjangan dan kecemburuan sosial tidak dapat dihindarkan lagi.

Sementara itu, salah satu gerakan oposisi yang paling awal dan aktif menentang hukum represif pemerintah adalah African National Congress (ANC). ANC dibentuk pada 8 Januari 1912 oleh John Langalibalele Dube. Partai ini mempunyai tujuan utama mengakhiri apartheid dan memberikan hak pilih kepada kulit hitam dan ras campuran Afrika.

Istilah apartheid sendiri mulai muncul di Afrika Selatan pada 1930-an. Namun, baru pada tahun 1948, era apartheid dimulai secara resmi di Afrika Selatan. Pada waktu itu pemerintah mengeluarkan kebijakan pemisahan ras yang lebih ketat dan sistematis.

Politik apartheid memisahkan penduduk Afrika Selatan ke dalam golongan kulit putih, kulit hitam, dan kulit berwarna, yakni orang-rang dari ras campuran. Namun, pada perkembangannya, orang Asia ditambahkan sebagai kelompok keempat.

Di sisi lain, pemerintah Afsel yang didominasi minoritas kulit putih menetapkan sejumlah hukum ketat untuk menekan kaum kulit hitam. Pada tahun 1960, seluruh partai politik kaum kulit  hitam dinyatakan ilegal, setelah pecahnya kerusuhan anti-apartheid di Sharpeville pada 21 Maret 1960. Tidak hanya itu, banyak tokoh pergerakan kulit hitam yang ditahan oleh pemerintah.

politik apartheid
Peristiwa Sharpeville 21 Maret 1960

Sharpeville massacre diawali oleh unjuk rasa anti-apartheid sekitar 5.000-7.000 pendemo kulit hitam. Akan tetapi ketika mereka mendekati kantor polisi, polisi Afrika Selatan melepaskan tembakan kepada kerumunan. Tercatat 69 orang meninggal dunia akibat peristiwa itu.

Pertengahan 1970-an, pemerintah mulai melonggarkan kontrol dan mulai membiarkan berdirinya beberapa serikat.  Pada pertengahan 1980-an, pemerintah mengizinkan perwakilan kaum kulit berwarna duduk di parlemen. Sekalipun demikian, kebijakan ini tidak berlaku bagi kaum kulit hitam.

ANC dan partai politik kulit hitam lainnya tetap menginginkan demokrasi  yang sesungguhnya di mana setiap orang boleh ikut memilih tanpa melihat warna kulit dan ras.

Usaha-Usaha Reformasi

Presiden Afrika Selatan, P. W. Botha (1978-1989) adalah pemimpin kulit putih pertama yang menginginkan reformasi di Afrika Selatan. Meskipun ia telah membawa sejumlah perubahan untuk membuat hidup lebih adil bagi kaum kulit hitam, perubahan besar belum tampak dan dirasakan.

Pada tahun 1989, Botha mengundurkan diri karena alasan kesehatan yang memburuk. F. W. de Klerk (1989-1994) menjadi presiden pengganti Botha.

Selama menjabat, de Klerk banyak mengimplemetasikan usaha-usaha untuk mengakhiri diskriminasi terhadap warga kulit hitam. Pada tahun 1990, de Klerk mengakhiri pelarangan partai politik kaum kulit hitam, termasuk ANC.

Ia juga melepaskan banyak tahanan tokoh kulit hitam dari penjara. Salah satu tahanan yang dilepaskan adalah Nelson Mandela, yang telah dipenjara sejak tahun 1964. De Klerk sendiri aktif mengadakan pertemuan dengan Mandela, saat di penjara atau pun setelah dibebaskan.

Akhir Politik Apartheid

Neson Rolihlahla Mandela (1918-2013) setelah bebas dari penjara kembali aktif memimpin partai ANC. Ia berkampanye untuk kemerdekaan hak-hak sipil penduduk kulit hitam. Usahanya bersama dengan de Klerk, membuat kaum kulit hitam dan putih dapat mengupayakan perubahan bersama.

politik apartheid
F. W de Klerk dan Nelson Mandela

Pada tahun 1992, de Klerk mengadakan referendum yang dikhususkan untuk kaum kulit putih. Dalam referendum tersebut, ia menanyakan kepada mereka apakah ingin mempertahankan politik apartheid atau mengakhirinya. Dua pertiga pemilih setuju untuk mengakhiri sistem politik itu.

Setelah negosiasi bersejarah tersebut, pada tahun 1994 diadakan pemilihan umum bebas pertama, di mana warga kulit hitam dapat ikut serta.

Pemilihan tersebut dimenangkan oleh ANC, dan Nelon Mandela terpilih menjadi presiden kulit hitam pertama Afrika Selatan. Serah terima jabatan dari de Klerk dilakukakan pada bulan Mei 1994.

Kemenangan ANC dan terpilihnya Nelson Mandela sebagai presiden menjadi akhir dari perjalanan politik apartheid di Afrika Selatan. Sebuah era baru pun dimulai di Afrika Selatan, era yang dikenal dengan nama post-apartheid.

BIBLIOGRAFI

Dubow, Saul. 2014. Apartheid 1948-1994. Oxford: Oxford University Press.

Gifford, Clive . 2009. Ensiklopedia Sejarah dan Budaya : Sejarah Dunia Jilid V. Terj. Nino Oktorino. Jakarta: Lentera Abadi.

Shapiro, Ian. 2011. After Apartheid. Virginia: University of Virginia Press.

Thompson, Leonard. 2014. A History of South Africa. New Heaven:  Yale University Press.

2 Comments

  1. Politik apartheid adalah politik yang memisahkan ras kulit putih dan kulit hitam  di awal abad 20 hingga tahun 1990. hal ini terjadi karena banyaknya tambang emas yang terkadung di bumi afrika selatan. selanjutnya peristiwa ini menuai kecaman dari dunia internasional. selain itu, di afrika selatan juga muncul gerakan-gerakan perlawanan dalam rangka menghapus politik apartheid yang dipimpin oleh nelson mandela.
    politik apartheid akhirnya resmi dihapus pada tanggal 12 februari 1991. selanjutnya afrika selatan dapat hidup merdeka tanpa ada kekuasaan yang didasarkan pada pembedaan ras.

    Menurut saya sosusi agar tidak terjadi lagi politik apartheid adalah

    Tidak adanya penggolongan antara kulit putih dan hitam semuanya memiliki derajat yang sama .

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *