Agama Yahudi

Agama Yahudi bisa dikatakan sebagai salah satu agama monoteis tertua di dunia dan memiliki akar sejarah yang kuat dalam tradisi tauhid atau kepercayaan kepada Tuhan Esa. Jika diruntut dari sejarahnya,  agama ini merupakan kelanjutan dari agama tauhid yang telah dirintis oleh Ibrahim/Abraham.

Terdapat tiga istilah yang sering digunakan dalam menamakan umat Yahudi, yaitu: Yahudi, Ibrani, dan Israel. Istilah Yahudi berasal dari bahasa Arab hãda yang ditasrif: hada-yahudu-haudan yang memiliki persamaan arti dengan taba-yatubu-tauban-taubata, artinya bertaubat atau orang yang bertaubat. Kata Yahudi juga dikaitkan dengan nama putera nabi Ya’qub yang berjumlah 12, yakni putra keempat yang bernama Yahuda.

Sementara istilah Ibrani berasal dari kata abara yang berarti menyeberang. Penamaan ini dilatarbelakangi kedatangan mereka dengan menyeberangi sungai Eufrat di bawah pimpinan nabi Ibrahim.

Untuk sebutan Israel, digunakan karena dinisbahkan kepada nabi Ya’qub yang mempunyai nama lain Israel. Oleh karena itu mereka dikenal sebagai Bani Israel, yang berarti anak keturunan Israel.

Dari ketiga istilah di atas,Yahudi atau Yudaisme menjadi yang paling populer di dalam literatur-literatur Barat. Meskipun demikian, orang Yahudi lebih senang jika dipanggil dengan sebutan Israel.

Akar Agama Yahudi

agama yahudi
Yahudi Simbol

Berbicara tentang asal usul agama Yahudi berarti membicarakan pula sejarah Bani Israel. Kedua aspek ini sulit dipisahkan karena Yahudi sebagai agama, didukung sepenuhnya oleh keberadaan Bani Israel.

Orang Yahudi sendiri sering menggambarkan bawah sejarah bangsa mereka identik dengan sejarah umat manusia dengan peradaban dan kebudayaan yang tersebar di seantero dunia. Mereka juga menggambarkan akidah mereka sebagai akidah yang paling benar dan mulia.

Atas dasar ini pula beberapa oknum Yahudi mencela dan menyerang sejarah bangsa lain sekaligus meremehkan kesucian agama lain.

Sejarah panjang dari bangsa Israel, dimulai pada tahun 2000 SM. Ketika itu hidup lah Ibrahim di dalam sebuah keluarga penyembah matahari dan berhala di Kota Ur, Khaldea.

Setelah terlibat konflik dengan penguasa daerah Ur (Namrud). Ibrahim memutuskan untuk meninggalkan tanah kelahiran dan pergi mengembara ke tempat yang belum tentu arahnya. Pengembaraan Ibrahim dilakukan dalam rangka menyebarkan agama tauhid sesuai kehendak Tuhan.

Menurut International Bible Student Association, Ibrahim mengembara bersama pengikutnya, menyeberangi sungai Eufrat menuju ke Kan’an. Peristiwa ini terjadi ada tahun 1943 SM. Sementara menurut Perjanjian Lama dan al-Quran (Perjanjian Lama kitab kejadian 12: 1-9 dan Surat as-Saffat ayat 99) kepergian Ibrahim adalah karena perintah Tuhan.

Di Kan’an ini lah lahir keturunan Ibrahim yang terknal yaitu Ismail dan Ishaq (Isac). Ismail kemudian menjadi nenek moyang bangsa Arab saat ini, sedangkan Ishaq, bapak Ya’qub menjadi nenek moyang bangsa Yahudi.

Selanjutnya keturunan Isma’il mendiami padang Paran (Hijaz), sementara keturunan Ishaq mendiami Mesir yang diawali oleh Yusuf. Ketika Yusuf memerintah Mesir pada masa bangsa Hyksos berkuasa sekitar tahun 1650 SM, ia mengajak ayah, dan saudaranya untuk pindah ke Mesir. Mereka kemudian bermukim di lembah Gashan Mesir.

Selama 400 tahun, populasi Bani Israel semakin bertambah besar sampai pada lahirnya Musa. Pada masa kelahiran Musa, Mesir dipimpin oleh Ramses Agung. Seorang Firaun paranoid, yang memperbudak orang-orang Yahudi dan membunuh keturunan laki-laki mereka.

Meskipun Musa dibesarkan oleh Firaun, namun ketika melihat penderitaan yang diterima kaumnya ia mulai tergerak untuk membela mereka. Pembelaan Musa diawali dengan membunuh prajurit Mesir yang menyiksa seorang pemuda Mesir, dan menyembunyikan jenazahnya.

Ketika perbuatannya diketahui Fir’aun maka Musa memutuskan melarikan diri ke Midian, yang terletak di sebelah utara Palestina. Di tempat tersebut, ia berguru kepda Nabi Su’aib dan menikah dengan puterinya bernama Zippora.

Musa semakin ingin tahu tentang ketuhanan bangsa Irael yang pernah didengarnya. Keinginan tersebut terklaksana ketika ia melihat cahaya dari kejauhan yang ternyata merupakan pertanda akan datangnya wahyu kepadanya.

Allah kemudian mengangkatnya sebagai Nabi dan Rasul. Singkat cerita, ia berusaha membebaskan rakyat Yahudi dari perbudakan dan berdakwah di hadapan Firaun. Dakwah itu mendapatkan penolakan, akibatnya Musa mengajak bangsa Yahudi melarikan diri menuju tanah Kan’an (Palestina).

Dalam upaya mengejar Bani Israel, bala tentara Fir’aun tenggelam di laut Merah. Peristiwa terbebasnya bagsa Israel dari penindasan Fir’aun kemudian dirayakan dalam perayaan hari Paskah. Setelah upacara paskah ini, bangsa Israel berangkat menuju semenanjung Sinai, di mana Musa memperoleh wahyu Taurat di bukit Sinai (Tur Sina).

Setelah 40 tahun mengembara di Sinai, Bani Israel baru dapat memasuki tanah Kan’an. Akan tetapi sebelum memasuki Kanaan, Nabi Musa dan Harun wafat.

Di Palestina ini lah agama tauhid Bani Israel pada perkembagannya berubah menjadi agama Yahudi. Perubahan tersebut berlangsung sejalan dengan perkembangan bangsa Yahudi.

Yusak bin murid Nabi Musa, yang menggantikan Musa sebagai pemimpin Bani Israel (1280-1200 SM) telah berhasil merebut tanah Kan’an dari orang-orang Kan’an. Ia lantas mengatur negeri itu dengan sistem pemerintahan para Qadi.

Setelah berhasil menguasai Kan’an, Bani Israel menjadi lupa pada perjanjiannya dengan Tuhan. Mereka mulai terpengaruh dengan adat istiadat penduduk asli Kan’an . akibatnya, mereka semakin menyeleweng dari ajaran Musa, bahkan di antara mereka mulai menyembah kembali patung sapi emas.

Bangsa Israel kembali mencapai kejayaan ketika dipimpin oleh Raja Talut (1042-1012 SM) yang merupakan raja pertama bani Israel, Nabi Daud (David) 1012-972 SMS, dan Nabi Sulaiman (Solomon) 972-932 SM. Pada masa Nabi Sulaiman, kerajaan Israel mencapai puncak kejayaannya. Daerah kekuasannya meliputi daerah Kan’an, Transyordania, Lebanon, Suriah, Sinai, sebagian Irak dan pulau-pulau sebelah barat laut Tengah.

Pada masa Sulaiman juga, Baitul Maqdis didirikan di atas bukit Zion. Akan tetapi Baitul Maqdis runtuh ketika dihancurkan oleh tentara Nebukadnezar. Pada masa Raja Persia Cyrus, restorasi terhadap Baitul Maqdis dilakukan.

Namun, Baitul Maqdis kembali hancur ketika pasukan Romawi di bawah komando Titus menghancurkan Yerusalem pada tahun 70 M. Sejak saat itu, Baitul Maqdis tidak dibangun kembali.

Pada masa khalifah Umar, reruntuhan Baitul Maqdis didirikan sebuah masjid yang dikenal dengan sebutan Masjid Umar.

Kitab Suci Agama Yahudi

Terdapat beberapa kitab yang dianggap sebagai kitab suci Yahudi, seperti Torah (Taurat), Talmud, Septuaginta, dan Pentateuch. Meskipun demikian, kitab pokok atau yang sering disebut sebagai Kitab Perjanjian Lama adalah Taurat.

66873277 1004
Potret para rabi Yahudi. Sumber: DW

Selain  umat Yahudi, Kitab Perjanjian Lama juga menjadi bagian kitab suci agama Kristen. Hal ini dikarenakan al-Kitab/ Kitab Perjanjian Baru yang disusun oleh Yesus/Isa, sebagian berasal dari Perjanjian Lama.

Kandungan Kitab Perjanjian Lama diakui oleh Yahudi dan Kristen berbeda-beda menurut beberapa pendapat. Umat Yahudi mengakui bahwa kandungan Perjanjian Lama tidak selamanya sama, karena sebagaian pendeta ada yang menambahkan, tetapi ditolak oleh pendeta lainnya.

Umat Yahudi membagi kitab mereka menjadi 3 golongan, yakni:

  1. Kitab Taurat (Kejadian, Keluaran, Imamat, Bialangan, dan Ulangan).
  2. Kitab Nabi-Nabi yang melibuti: Nabi-nabi yang terdahulu (Kitab Ysak, Qadi, Samuel, dan Raja-Raja), dan nabi-nabi selanjutna (Ysaya, Yeremia, Yezekil, dan 12 nabi kecil mulai dari Hosea sampai Melekhi).
  3. Surat-surat yang terdiri dari Mazmur, Ayub, Amsal, Rut, Nudub, al-Khatib, Ester, Daniel, Ezra, Nehemia, dan Tawarikh.

Umat Yahudi tidak mengakui Kitab Perjanjian Baru sebagai kitab suci. Sebaliknya, mereka mengakui beberapa Kitab, diantaranya adalah Talmud. Talmud merupakan kitab yang menghimpun tafsiran Tarat. Kitab ini merupakan sebuah ensiklopedi tentang hukum peradaban, kemanusian, dan ketuhanan.

Terdapat dua macam jenis Talmud, yakni Talmud Yerusalem dan Talmud Babilonia. Selain itu, terdapat pula golongan Yahudi yang lebih memuliakan Talmud daripada Taurat, karena Talmud juga memuat percakapan para rabi, dan percakapan itu setingkat dengan percakapan Allah dengan para rabi.

Sementara intisari Kitab Talmud dapat dibagi menjadi lima bagian, yang meliputi:

  1. Sejarah tentang:
  • Qabil dan Habil sampai runtuhya menara Babilonia.
  • Kelahiran Irahim sampai kehancuran Sodom dan Gomorah.
  • Masa kelahiran Ishaq sampai Perang Chechem.
  • Masa Yusuf hingga pengangkatannya sebagai petinggi Mesir.
  • Kebesaran Yusuf dan kedaangan Ya’qub ke Mesir.
  • Kematian Ya’qub dan putera-puteranya; Musa keluar dari Mesir.
  1. Contoh-contoh tafsiran kitab seperti, Keluar dari Mesir, hukum-hukum Tuhan, Musa meninggal dunia, buku Esther, dan raja Sulaiman yang bijaksana.
  2. Riwayat para rabi atau rahib, ajaran-ajaran mereka dan peristiwa-peristiwa dalam hidup mereka.
  3. Peribadatan, fatwa-fatwa para rabi dan legenda-legenda.
  4. Hukum perdata dan pidana.

Inti Ajaran Agama Yahudi

Inti ajaran agama Yahudi dikenal dengan sebutan Sepuluh Firman Tuhan atau Ten Commandments atau Decalogue. Kesepuluh perintah Tuhan tersebut diterima langsung oleh Musa di bukit Sinai (Tur Sinai), ketika terjadi dialog langsung antara Tuhan dengan Musa. Wahyu itu kemudian ditulis di atas sobekan kulit-kulit binatang atau batu.

Sepuluh Firman Tuhan tersebut adalah :

  1. Dilarang menyembah selain Tuhan (YeHoVah).
  2. Dilarang menyembah berhala.
  3. Dilarang menyebut nama YeHoVah dengan main-main.
  4. Wajib memuliakan hari sabtu.
  5. Wajib memuliakan ayah dan ibu.
  6. Dilarang membunuh sesama manusia.
  7. Dilarang berzina.
  8. Dilarang mencuri.
  9. Dilarang bersaksi palsu.
  10. Dilarang mengingini istri dan hak milik orang lain.

Ibadah Orang-Orang Yahudi

Jenis-jenis peribadatan umat Yahudi hampir sama dengan Islam dalam artian mereka juga mengenal sembahyang, korban, puasa, khitan, dan sebagainya.

  1. Sembahyang

Orang Yahudi melakukan sembahyang 3 kali sehari setiap jam 9, 11, dan 3 sore. Sementara  dalam kitab Talmud ditetapkan 3 sembahyang dalam sehari, yakni sembahyang pagi, siang, dan malam.

Ketika berdiri tegak, mereka mengawali dengan tefillah atau amidah dan mengucapkan salawat 19 kali. Amidah sering didahului dengan shema atau syahadah pertama Yahudi yaitu ucapan sebagai berikut “Dengarkanlah, hai bangsa Israel, Tuhan kita yang kita sembah adalah Esa”. Setelah itu dilanjutkan dengan pujian terhadap Tuhan, dan diakhiri dengan doa wajib.

Sembahyang dapat dilakukan sendiri atau bersama. Untuk tempat sembahyang biasanya dilakukan di tempat ibadah yang disebut sinagog serta kiblatnya mengarah ke Baitul Maqdis.

  1. Kurban

Kurban dalam bentuk penyembelihan atau pembakaran binatang termasuk ibadah sakral dalam agama Yahudi. Mereka mengenal 3 jenis kurban : kurban perdamaian, kurban pemujaan, dan kurban-kurban lain.

Kurban perdamaian adalah kurban yang dilaksanakan untuk memohon perdamaian dengan Tuhan untuk dosa-dosa yang diperbuat tanpa sengaja. Sementara yang termasuk ke dalam kurban lain-lain antara lain kurban perjanjian, kurban pertikaian umum, kurban pembunuhan, dan kurban cemburuan.

  1. Puasa

Di dalam ajaran agama Yahudi terdapat beberapa jenis puasa yang mereka kerjakan. Salah satunya adalah puasa untuk memperingati kejadian-kejadian bersejarah atau yang mereka sebut puasa kecil.

Selain puasa kecil, ada pula puasa sembilan  hari atau puasa berduka cita. Pada puasa ini, umat Yahudi tidak boleh minum anggur dan makan daging. Ada pula puasa tiga minggu, yang selama waktu itu tidak boleh melaksanakan pesta pernikahan.

Tujuan puasa umat Yahudi adalah untuk menghapuskan dosa dan mensucikan diri, di samping untuk menyatakan rasa keprihatinan atau duka cita. Sementara untuk waktu puasa dimulai sejak fajar sampai terlihatnya tiga buah bintang pada waktu senja.

  1. Khitan

Sama halnya dengan Islam, umat Yahudi juga melakukan khitan. Perbedaanya khitan Yahudi dilaksanakan pada hari kedelapan kelahiran dan sekaligus memberi nama pada bayi.

  1. Hari-Hari Suci Yahudi
  • Hari Paskah merupakan hari raya yang dipestaka untuk merayakan pembebasan Bani Israel dari perbudakan Fir’aun di Mesir.
  • Hari Pantekosta, adalah hari kelima puluh pasca panen.
  • Hari perdamian besar, yang dirayakan pada tanggal kesepuluh bulan ke tujuh menurut kalender Yahudi. Pada hari tersebut semua orang berpuasa dan berkurban untuk menghapus dosa.
  • Hari Raya Pondok Daun atau hari raya pengumpulan hasil. Hari raya ini dirayakan pada tanggal 15-22 bulan ketujuh kalender Yahudi. Pada saat perayaan, orang-orang Yahudi berada dalam pondok-pondok yang terbuat dari dahan dan daun tumbuh-tumbuhan.

BIBLIOGRAFI

Arifin, H. M. 1997. Menguak Misteri Ajaran Agama-Agama Besar. Jakarta: Golden Terayon Press.

Keene, Michael. 2006. Agama-Agama di Dunia. Yogyakarta: Kanisius.

Manaf, Mujahid Abdul. 1994. Sejarah Agama-Agama. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Montefiore, Simon Sebag. 2016. Jerusalem The Biography. Terj. Yanto Musthofa. Jakarta: Pustaka Alvabet.

Smith, Huston. 1995. Agama-Agama Manusia. Terj. Saafroedin Bahar. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

5 Comments

  1. Shalatnya Musa ada gerakan membungkuk dgn meletakkan Tongan pads lutut yg disebut ruku’ dan gerakan meletakkan wash dari dahi sampai hidung keep lantai yg disebut sujud seperti shalatnya Zakaria, Yahya, Maryam dan Maryam mengajarkan kpd Yesus juga.

  2. Artikel kaca balau dan memaksakan ceritanya disesuaikan dengan cerita dalam Quran padahal referensi dari Quran bertentangan dengan isi atau cerita kitab asli Yahudi.

    • Terima kasih telah berkunjung ke Wawasan Sejarah. Karena artikel tersebut diterbitkan pada tahun 2017 (periode perintisan website ini), kami menyadari kekurangan di dalamnya. Kami mengapresiasi kritik dari Anda, semoga ke depannya kami dapat menyajikan artikel dengan lebih baik.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *