Mengusut Asal-usul Diabetes

Diabetes merupakan salah satu penyakit serius yang dapat mengancam siapa pun tanpa memandang usia. Menurut World Health Organization (WHO), diabetes menjadi penyebab utama berbagai masalah kesehatan seperti kebutaan, gagal ginjal, serangan jantung, stroke, dan amputasi tungkai bawah. Lantas, bagaimana manusia menghadapi penyakit ini dari masa ke masa?

Kapan Diabetes Muncul?

Tidak ada catatan pasti mengenai kapan diabetes pertama kali muncul pada manusia. Namun, para ilmuwan telah mencatat penyakit ini selama ribuan tahun.

Dokter Mesir Kuno, Hesy-Ra, memperhatikan gejala yang kemungkinan merupakan diabetes pada tahun 1552 SM. Meskipun pada saat itu penyakit ini belum diberi nama, dia mencatat bahwa pasien-pasiennya mengalami kelemahan dan sering buang air kecil, yang sekarang diketahui sebagai gejala utama kencing manis.

Di India, dokter Hindu bernama Sushrata juga mencatat tentang diabetes sekitar 600 SM. Ia menyebutnya sebagai madhumeha, yang artinya air seni madu, karena penderitanya memiliki air seni yang manis.

Sushrata bahkan mengujikan sampel urin pasiennya dengan semut; jika semut tertarik pada urin tersebut, maka pasien tersebut menderita kencing manis. Sushrata mengajukan rekomendasi kepada pasien positif untuk berolahraga dan mengubah pola makan.

Aretaeus dari Kapadokia, seorang dokter Yunani, merupakan salah satu yang pertama menyebut penyakit ini sebagai diabetes. Ia menggambarkan kencing manis sebagai penyakit kronis yang berpotensi fatal jika tidak diobati.

Areteo di Cappadocia
Aretaeus dari Kapadokia

Gejala meningkatnya frekuensi buang air kecil tetap menjadi fokus utama pada masa itu. Aretaeus menyarankan pasiennya untuk berkuda guna mengurangi buang air kecil yang berlebihan.

Pada abad ke-5, beberapa dokter di India berhasil mengkategorikan diabetes menjadi tipe 1 dan tipe 2. Tipe 2 umumnya ditemukan pada individu yang gemuk dan kaya, sehingga terdapat korelasi antara kelebihan berat badan dan diabetes tipe 2.

Baca juga: Dari Siwak–Pasta Gigi: Upaya Merawat Gigi pada Masa Lampau

Di Persia, Ibnu Sina (980-1037) menyajikan penjelasan terperinci mengenai diabetes melitus dalam bukunya yang terkenal, al-Qānūn fī l-ṭibb. Ia menggambarkan penderita kencing manis memiliki ciri-ciri seperti air seni yang manis, nafsu makan yang tidak normal, dan kehilangan gairah seksual. Selain itu, Ibnu Sina juga mengidentifikasi gangren diabetes dan menjadi orang pertama yang mendokumentasikan diabetes insipidus.

Pada masa abad pertengahan, para dokter mulai menggunakan uroskopi untuk mendiagnosis kondisi medis berdasarkan urin. Mereka membuat bagan rasa air seni untuk menafsirkan arti dari warna, rasa, dan bau air seni yang berbeda.

Dalam proses pengujian urin, para dokter menugaskan orang-orang yang disebut “penguji air seni” untuk mencicipi urin pasien. Hasil pengujian ini membantu mereka menentukan apakah pasien menderita kencing manis atau tidak.

Pada tahun 1675, Thomas Willis menambahkan kata “melitus” pada nama penyakit ini untuk menunjukkan ciri khas urin pasien yang mirip dengan madu. Meskipun demikian, penyakit ini juga dikenal dengan sebutan “kencing jahat”.

Terapi Abad Modern

Melompat ke abad modern, pada tahun 1776, Matthew Dobson memastikan bahwa rasa manis dalam urin penderita diabetes disebabkan oleh tingginya kadar gula dalam urin dan darah mereka.

Sementara itu, dokter mulai menghubungkan pola makan dengan pengobatan kencing manis. Seorang dokter Prancis, Apollinaite Bouchardet (1806-1886), mencatat perbaikan gejala kencing manis pada pasien yang mengikuti diet militer. Temuannya ini mendorongnya untuk mengembangkan diet khusus sebagai bagian dari terapi dibetes.

Baca juga: Memahami Sejarah HIV/AIDS: Dari Awal Penemuan hingga Pandemi Global

Terapi diet ketat terus digunakan oleh dokter-dokter selanjutnya. Pada tahun 1919, dr. Frederick Allen dari Institut Rockefeller menerbitkan panduan terapi diet untuk penderita kencing manis.

Meskipun pengetahuan dan metode perawatan kencing manis semakin berkembang, penyakit ini masih sering menyebabkan kematian dini pada pasien.

Penemuan penting dalam sejarah diabetes abad modern datang dari Oskar Minkowski dan Joseph von Mering pada tahun 1889. Mereka menemukan keterkaitan antara pankreas dan diabetes, yang membuka jalan bagi penelitian lebih lanjut tentang peran organ tersebut dalam mengatur kadar gula darah.

Minkowski
Oskar Minkowski

Pada tahun 1910, hubungan yang konkret ditemukan antara diabetes tipe 1 dan kekurangan insulin. Sepuluh tahun kemudian, terobosan besar terjadi dengan penemuan pengobatan insulin yang pertama, yang berhasil diaplikasikan dalam pengobatan kencing manis.

Sir Frederick Grant Banting dan Charles Herbert Best memainkan peran kunci dalam penemuan pengobatan insulin. Dengan memanfaatkan temuan Minkowski dan von Mering, mereka berhasil menyembuhkan diabetes yang diinduksi pada anjing dengan menggunakan ekstrak dari kelenjar pankreas anjing yang sehat.

C. H. Best and F. G. Banting ca. 1924
Frederick Grant Banting dan Charles Herbert Best. Wikimedia

Banting, Best, dan rekan kimianya, Collip, kemudian berhasil memurnikan hormon insulin dari pankreas sapi di Universitas Toronto. Pengobatan dengan insulin menjadi tersedia bagi penderita kencing manis sejak tahun 1922. Untungnya, mereka membuat paten insulin tersedia secara gratis, sehingga memungkinkan jutaan penderita diabetes di seluruh dunia untuk mengaksesnya.

Pada Januari 1922, Leonard Thompson, seorang pasien berusia 14 tahun di Rumah Sakit Umum Toronto, menjadi orang pertama yang menerima terapi insulin sebagai pengobatan diabetes. Pengobatan tersebut berhasil dan Thompson dapat bertahan hidup selama 13 tahun sebelum meninggal karena pneumonia pada usia 27 tahun.

Penemuan Insulin memainkan peran penting bagi terapi diabetes.
Penemuan Insulin memainkan peran penting bagi terapi diabeetes. Pixabay.

Sejak saat itu, diagnosis dan pengobatan diabetes mengalami perkembangan pesat. Dokter modern tidak lagi bergantung pada metode tradisional seperti mencicipi air seni, tetapi menggunakan metode yang lebih mudah dan efektif seperti strip tes urin dan monitor glukosa. Kemudian, tes A1c dikembangkan sebagai tolok ukur glukosa darah yang umum digunakan saat ini.

Referensi

Ahmed, A. M. (2002). History of diabetees mellitus. Saudi medical journal23(4), 373-378.

Eknoyan, G., & Nagy, J. (2005). A history of diabetees mellitus or how a disease of the kidneys evolved into a kidney disease. Advances in chronic kidney disease12(2), 223-229.

Karamanou, M., Protogerou, A., Tsoucalas, G., Androutsos, G., & Poulakou-Rebelakou, E. (2016). Milestones in the history of diabetes mellitus: The main contributors. World journal of diabettes7(1), 1.

King, K. M., & Rubin, G. (2003). A history of diabetes: from antiquity to discovering insulin. British journal of nursing12(18), 1091-1095.

Lakhtakia, R. (2013). The history of diabetees mellitus. Sultan Qaboos University Medical Journal13(3), 368.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *