Historiografi Leopold von Ranke (1795-1886 M)

Penulisan sejarah merupakan hal penting karena tanpa ditulis sejarah tidak dapat diketahui oleh generasi setelahnya yang tidak dapat menyaksikan secara langsung peristiwa tersebut. Dalam perkembangan penulisan sejarah, para penulis memiliki kriteria berbeda-beda dalam penulisan sejarah. Penulisan sejarah telah mengalami perkembangan sejak abad klasik, pertengahan sampai ke abad modern. Leopold von Ranke adalah salah satu sejarawan yang memiliki pengaruh yang besar terhadap penulisan sejarah. Jika Herodotus dinobatkan sebagai pengasas ilmu sejarah, maka Leopold von Ranke sebagai pengasas sejarah modern di dunia Barat.

Mengenal Leopold von Ranke

historiografi leopold von ranke
Leopold von Ranke (1795 – 1886). Britannica

Leopold von Ranke lahir pada 21 Desember 1795, di daerah Wieche, Saxon yaitu wilayah yang terletak di Jerman Timur. Dia adalah anak seorang pengacara dan keturunan keluarga teologis. Setelah selesai studi sekolah menengah Schulforta, dia masuk ke Universitas Leipsic, mengambil bidang teologi dan ilmu-ilmu dari dunia klasik (Yunani-Romawi) dengan mengambil konsentrasi ilmu bahasa (Filologi), penerjemahan dan penguraian teks-teks lama. Kemudian setelah selesai kuliah, dia bekerja sebagai guru di Gymnasium Friedrichs di Frankfurt an der order, selama tujuh tahun yaitu dari tahun 1818-1825 M.

Minat keilmuan Ranke pada awalnya bukanlah dalam bidang sejarah, melainkan dalam bidang yang menjadi jurusannya ketika masih kuliah yaitu ilmu bahasa, penterjemahan, dan penguraian teks-teks lama. Akan tetapi, bidang-bidang tersebut telah memberi landasan serta dorongan yang kuat untuk terjun dalam bidang sejarah.

Minatnya dalam bidang sejarah itu semakin mendalam setelah ia menjadi guru di Frankfurt, sebenarnya pada masa itulah ia membuat keputusan untuk menumpukkan usaha pengkajian sejarah dan meninggalkan bidang-bidang yang telah di pelajarinya di universitas dulu. Keputusannya bukanlah semata-mata karena minatnya saja, tetapi juga karena pengaruh dari penulis sejarawan lain, terutama Niebuhr, Walter Scott dan Herder. Selain itu juga dipengaruhi oleh unsur-unsur keagamaan.

Dengan perubahan minat itu, ia menghasilkan karya sejarahnya yang pertama dengan judul Sejarah Bangsa-Bangsa Latin dan Tantonik: 1494-1514 (Geschichte de romanischen und germanischen Volker 1494 bis 1514) yang telah di terbitkan pada tahun 1824. Dengan penerbitan ini, dia dikukuhkan menjadi professor ekstraordinarius di Universitas Berlin dalam bidang sejarah.

Pada usianya yang ke-82 tahun, Ranke mulai menulis apa saja yang dianggap sebagai “Sejarah Dunia”, yaitu menceritakan sejarah perkembangan peradaban Eropa dari zaman Yunani-Romawi kuno sampai akhir zaman pertengahan. Pada hakekatnya “Sejarah Dunia” yang di maksud itu merupakan sejarah Eropa dalam jangka waktu yang telah diungkapkan sebelumnya oleh sejarawan yang lain, namun demikian penulisannya yang berjumlah 9 jilid itu, telah memenuhi cita-citanya sejak muda yaitu untuk menuliskan sejarah dunia.

Ranke sendiri menganggap bahwa karyanya yang terakhir ini merupakan karya yang terbesar. Leopold von Ranke meninggal di Berlin pada tanggal 23 Mei 1886 dalam usia 91 tahun. Ia dimakamkan di pemakaman Sophien, yang masih di simpan hingga saat ini, dihiasi dengan potret medali dan warisannya di Jerman.

Karya-Karya Leopold von Ranke

Seorang sejarawan dikatakan sejarawan sejati manakala dia banyak menulis karya dalam bidang sejarah untuk dijadikan bahan referensi dan transfer ilmu pengetahuan melalui membaca karyanya. Begitu juga dengan Leopold von Ranke, ia telah menghasikan banyak karya tulisan yang seakan-akan tidak ada putusnya hingga akhir hayatnya.

Diperkirakan, ia telah menghasilkan karya sebanyak 63 jilid dalam penulisan sejarah. Salah satu karyanya yang terpenting ialah tulisan pertamanya yang berjudul Histories of the Latin and Tentonic Nations 1494-1514 yang berhasil ditulis di Frankfurt dan diterbitkan pada tahun 1824. Kemudian diikuti dengan karya-karya lainya, diantara pada pertengahan tahun 1830-1840-an, ia telah menghasilkan dua penulisan dalam beberapa jilid yang dianggapnya sebagai karya-karya terbaik.

Adapun karya-karya Leopold von Ranke diantaranya sebagai berikut:

  1. The Histories of the Latin and Teutonic Nations (1824),
  2. The Serbian Revolution (1929),
  3. The History of the Popes (vol. I, 1834, Vol. 2 dan 3, 1836),
  4. German History in the Age of Reformation (6 vol., 1839-1847),
  5. French History, Especially in the Sixteenth and Seventeenth Centuries (5 vol., 1852-1861),
  6. History of England, Principally in the Seventeenth Century (6 vol., 1859-1868),
  7. Nine Books of Prussian History (1847-1848), yang lima tahun kemudian dikembangkan menjadi Twelve Books on Prussian History, sebuah sejarah dunia yang belum sempat ia selesaikan Weltgeschichte (9 vol., 1881-1889).

Dari hal-hal menarik yang ia pelajari, ia menyimpulkan bahwa studi sejarah tentang asal-usul orang-orang atau institusi-institusi menghasilkan pengetahuan yang lebih cemerlang dan lebih lengkap dari pada studi yang lain. Oleh karena itu Ranke lebih menekankan sejarah politik dalam setiap karyanya dan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan kegiatan diplomatik. Ini bukan berarti bahwa peristiwa-peristiwa lain yang “bukan politik”, bukan bagian dari peristiwa sejarah.

Semua peristiwa tersebut adalah peristiwa sejarah tetapi bagian dari politik dan kegiatan berpolitik yang lebih bersejarah. Penekanan dalam bidang sejarah politik juga berimbas pada minat serta anutan politiknya. Pada dasarnya Ranke adalah seorang yang bersikap konservatif daripada segi politik, serta berkeyakinan bahwa negaralah yang memegang tampuk kekuasaan dan bukanlah rakyat.

Baginya kekuasaan negara haruslah berada dalam tangan beberapa pemimpin yang mempunyai kemampuan memimpin serta mempunyai akhlak yang mulia. Namun demikian, perlu diingat bahwa Ranke bukanlah ahli politik maupun diplomat professional. Ia adalah ahli akademik yang kritis dan melihat perkembangan politik yang berlaku di Eropa sebagai fenomena yang mengancam kestabilan serta tradisi masyarakat Eropa itu sendiri.

Ciri Penulisan Historiografi Leopold von Ranke

Di Amerika dan di Inggris, metode Ranke diidentifikasi dengan beberapa slogan dan injunction, sejarah terutama adalah studi tentang politik dan kebijakan luar negeri. Metode yang ia kembangkan ialah metode sejarah kritis. Hal itu sebagai bukti ketidakpuasan dengan apa yang dianggap sebagai buku sejarah yang hanya kumpulan fakta disatukan oleh sejarawan modern.

Ranke menunjukan sedikit minat dalam pekerjaan sejarah modern sehingga ia memutuskan untuk menolak segala gambaran yang bersifat khayalan dalam karya-karya sejarah, ia hanya percaya pada fakta-fakta sejarah. Inilah yang membedakan penulisan sejarah ala Von Ranke dengan para pendahulunya.

Titik berat yang dijadikan pegangannya ialah fakta-fakta sejarah. Ia bersandar pada tradisi dari filologi, akan tetapi penekanannya hanya terhadap dokumen biasa dan sastra alam. Sejarah yang ia sajikan berdasarkan pada kenyataan yang benar-benar terjadi lebih menarik daripada sejarah yang diromantisir. Oleh karena itu, ia menolak khayalan-khayalan dalam karya sejarah.

Dalam melakukan penelitian dan penulisan sejarah, ia selalu berpatokan pada mottonya, “Wei Es Eigentlich Gewesen” (apa yang sesungguhnya terjadi). Hanya dengan cara itulah maka kebenaran dapat terungkap dengan jelas.

 Ranke banyak dipengaruhi oleh filsuf idealis terutama Fichte (1762-1814). Pandangan religius Ranke membuat dekat dengan pencarian para idealis untuk mengetahui dunia melalui ide-ide ketuhanan. Dari posisi inilah ia mendekati sejarah sebagai prinsip studinya. Sebab, menurutnya melalui perjalanan waktulah ide-ide Tuhan akan tampak.  Konsepsinya tentang aktivitas kesejarahan dipertajam oleh kritisisme filologis klasik yang mengajarinya kritisisme tekstual dan membiasakannya untuk mencari sumber-sumber primer.

Sebuah model yang mempengaruhinya ialah Roman History-nya  Barthold George Niebuhr (1776-1831), yang meyakinkannya bahwa sebuah karya sejarah merupakan sebuah usaha literer yang berguna. Metode yang ia kembangkan menghantarkannya menjadi Bapak Sejarah Kritik Modern. Ia merancang  formula metodologis khusus untuk pengujian sumber sejarah, yaitu kritik ekstern (otentisitas atau keaslian sumber) dan kritik intern (kredibilitas atau kebiasaan dipercayai).

Kritik sumber yang ia tonjolkan disebagian besar karyanya merupakan bukti bahwa sejarah bukan cerita semata, ia mempertimbangkan pertanyaan-pertanyaan sekitar memorialis sebagai pengamat dari tindakan yang ia uraikan. Ranke tampaknya bermaksud merubah sejarah kedalam suatu keilmuan rigorous (keilmuan yang menuntut aturan-aturan, proses-proses dan lain-lain yang harus diikuti dengan ketat yang dipraktikkan oleh sejarawan-sejarawan profesional).

Namun, menjelang tahun 1930-an pengaruh pemikirannya sudah mulai luntur. Beberapa sejarawan menyatakan kesangsian mereka terhadap penulisan sejarah yang tepat yang muncul dari konsep seperti apa yang diberlakukan oleh Ranke. Sejarah yang tepat/objektif yang terhindar dari subjektivitas itu mustahil untuk dicapai, oleh karenanya Ranke gagal untuk memahami hakikat tersebut.

Sebenarnya kaidah penyelidikannya sangat mengagumkan, terutama jika di tinjau dari segi amalan-amalan penyelidikan sejarah yang dilakukan pada abad ke 19 dan waktu-waktu sebelumnya di Eropa. Tetapi tehnik penulisannya, ataupun eksplanasinya seperti cara menulis catatan kaki, penulisan bibliografi, dan sebagainya masih belum begitu teratur seperti yang ada pada saat ini. Meskipun kaidah kritisnya masih dipakai sampai sekarang, namun aliran pensejarahannya yang tertumpu kepada politik dan diplomasi itu telah dianggap sebagai sesuatu yang tidak relevan lagi.

Dengan pandangannya itu, maka H.E Barnes, kemudian merumuskan empat kelemahan atau kekurangan Ranke yaitu sebagai berikut:

  1. Kegagalan menggunakan keseluruhan sumber-sumber yang boleh didapati bagi sesuatu kajiannya.
  2. Terlalu menekankan aspek politik dan peran dari seorang tokoh besar.
  3. Ketaatan keagamaan yang menyebabkan ia memihak kepada teori sejarahnya yang berbentuk ketuhanan.
  4. Terlalu gairahnya untuk menuliskan sejarah Luther, keluarga Hohenzollern dari Prussia.

Kontribusi Leopold von Ranke dalam Perkembangan Historiografi Barat

Pada abad 19 merupakan abad berkembangnya filsafat rasional. Pada periode ini sangan mengagungkan peranan berpikir sebagai sumber falsafah ilmiah dengan mementingkan rasio atau akal-budi. Hal tersebut sama seperti pada zaman Descartes, Spinoza, Leibuiz, dan Paul. Ranke pun mencoba untuk menyusun suatu sistem filsafat dengan manusia yang sedang berpikir, dalam pusatnya atau dalam filsafat sejarah disebut aliran sejarah ilmiah. Leopold von Ranke dikenal sebagai bapak ilmu sejarah modern.  Ia merupakan pelopor madzhab sejarah ilmiah.

Dari pandangan tersebutlah maka menjadi titik awal pola pikir Ranke dalam penulisan sejarah. Pada awalnya, Ranke melihat penulisan sejarah pada abad ke-17 dan 18 mengalami subjektivitas yang menonjol dalam penulisan sejarah. Selain masalah subjektivitas, juga berkembangnya penulisan sejarah yang menekankan nilai estetika. Maka dari itu Ranke tidak sependapat dengan hal tersebut karena menurutnya sejarah bukanlah seni karena penulisan seni dengan sejarah itu berbeda khusunya dengan karya sastra.

Selain itu, penulisan sejarah itu harus melalui penyellidikan secara kritis terhadap sumber-sumber yang akan di gunakan untuk mewujudkan kebenaran sejarah. Disamping menekankan kepentingan dokumen sebagai sumber sejarah, ia juga menekankan perlunya sejarawan bersikap kritis terhadap jenis-jenis dokumen yang digunakan dalam penyelidikan.

Konsep sejarahnya yang seperti itu, telah menyebabkan berlakunya pembentukan konsep sejarah yang dikenal sebagai sejarah yang saintifik. Sejarah yang saintifik sama artinya dengan sejarah itu seratus persen objektif, bahwa kebenaran boleh dibuktikan secara saintifik dan objektif.

Dari sikapnya yang kritis terhadap penulisan sejarah tersebut, ia dikenal sebagai Bapak Sejarah Kritis Modern. Bagi Ranke, tujuan yang paling utama mengkaji sejarah adalah untuk mewujudkan suatu peristiwa yang dikaji itu seperti fakta aslinya, atau sejarah yang ditulis itu haruslah sebagaimana peristiwa itu terjadi didasarkan pada sumber-sumber yang ada, seperti sebenarnya yang telah berlaku (wei es eigentlich gewesen), dan bukan demi tujuan-tujuan yang tinggi seperti untuk mengadili masa lalu atau kepentingan zaman-zaman yang akan datang. Ungkapan wei es eigentlich gewesen tersebut dianggap sebagai tonggak pensejarahan Ranke.

Cara pandang dalam mengembangkan historiografi modern tersebut tidak terlepas dari pendahulunya seperti, Jean Mabilon. Dimana Mabilon membuat formulasi kritik eksternal (yaitu sumber untuk menentukan otentitas sebuah sumber) yang mana hal tersebut mampu dikembangkan lebih lanjut oleh Ranke menjadi kritik eksternal dan kritik internal yang berguna untuk menguji kredibilitas sebuah sumber.

Dengan kedua langkah kritik tersebut seorang sejarawan akan mempelajari sumber-sumber sejarah serta mampu mengujinya  agar bisa menentukan keaslian ataupun keshahihan suatu sumber sejarah. Hal tersebut yang menjadi sumbangan terbesar Leopold von Ranke untuk perkembangan ilmu sejarah.

Konsep pemikirannya yang kritis tersebut terlihat dari karya pertamanya yaitu Histories of the Latin and Tentonic. Karena kekritisannya itulah maka ia dikenal sebagai Bapak Historisisme. Yang mana memberikan pandangan bahwa sejarah bukan hanya sebagai deret kejadian  yang statis, melainkan sebagai perubahan-perubahan (dinamisasi) yang ada sangkut-pautnya antara peristiwa yang satu dengan peristiwa yang lain.

Baca juga: Historiografi Jean Mabillon (1632-1707)

Konstribusi lainnya dari Ranke ialah memperkenalkan Seminar dan Quelllinkritik (kajian yang kritis terhadap sumber-sumber sejarah), sebagai kaidah dalam penelitian sejarah. Seminar dan Quellinkritik, ini merupakan bagian dari pada proses penelitian yang diharapkan dapat menghasilkan karya sejarah yang mengandung peristiwa-peristiwa Wei Es Eigentlich Gewesen (seperti sebenarnya berlaku).

BIBLIOGRAFI

Kuntowijoyo. 1995. Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Bentang Budaya.

Lubis, Nina Herlina. 2000. Historiografi Barat. Bandung: Satya Historika.

Romein, J. M. 1956. Aera Eropa Peradaban Eropa Sebagai Suatu Penyimpangan dari Pola Umum. Terj. Nur Toegiman. Bandung: Ganacu.

Yusuf, M. Ibrahim. 1988.  Sejarah Dan Pensejarahan Ketokohan dan Karya. Malaysia: Dewan Bahasa dan Pustaka Kementerian Pendidikan Malaysia, Kuala Lumpur.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *