Sejarah dan Isi Kitab Taj al-Salatin

Kitab Taj al-Salatin, yang juga dikenal sebagai “Mahkota Para Raja”, adalah salah satu karya sastra Melayu yang penting. Kitab ini biasanya dianggap sebagai naskah klasik dalam sastra Melayu dan telah memberikan kontribusi besar terhadap pemahaman struktur politik dan kenegaraan pada masa itu.

Sejarah kitab Taj al-Salatin mencakup periode panjang, tetapi versi yang paling terkenal adalah yang disusun oleh Syamsuddin al-Sumatrani, seorang cendekiawan Muslim dari Sumatra, pada abad ke-17. Namun, elemen-elemen dari karya ini mungkin telah berkembang dan berubah seiring waktu.

Isi kitab ini mencakup berbagai aspek tentang pemerintahan dan tata negara dalam konteks kerajaan Islam. Ini termasuk urusan pemerintahan, tata kelola keuangan, etika pemerintahan, dan banyak lagi. Selain itu, Taj al-Salatin juga memuat petuah moral dan nasihat bagi para penguasa agar memerintah dengan bijaksana dan adil.

Taj al-Salatin menjadi penting karena memberikan pandangan unik tentang tata kelola politik dan kenegaraan dalam konteks budaya Melayu dan Islam. Selain itu, karya ini juga mencerminkan nilai-nilai dan norma-norma masyarakat pada masa itu, yang dapat memberikan wawasan yang berharga bagi studi tentang sejarah dan budaya Melayu.

Sejarah Kitab Taj al-Salatin

Kitab Taj al-Salatin
Kitab Taj al-Salatin. Sumber: CLASSICAL MALAY LITERATURE: A SHORT NOTES

Kitab Taj al-Salatin, yang berarti “Mahkota Para Raja”, merupakan karya penting dalam sejarah Melayu. Ditulis oleh Buchari al-Jauhari pada tahun 1603, kitab ini menawarkan panduan tentang tata negara dan etika pemerintahan untuk raja-raja Islam. Kitab ini menggambarkan nilai-nilai keagamaan dan moral yang harus dimiliki oleh penguasa, serta bagaimana mereka seharusnya memerintah dengan adil dan bijaksana.

Buchari al-Jauhari, yang namanya mengandung arti “ahli permata dari Bukhara”, adalah seorang penulis Persia. Menurut beberapa sumber, ia tinggal di Aceh pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda. Karya ini ditulis dalam bahasa Melayu dan dikenal dengan nama “Mahkota Segala Raja-Raja”. Pengaruh kitab ini sangat luas, bahkan hingga abad ke-19 masih digunakan di kraton-kraton Jawa dan Semenanjung Tanah Melayu. Kitab ini dilestarikan dalam sekitar 20 naskah dan telah diterjemahkan ke dalam bahasa Jawa.

Baca juga: Kesultanan Aceh

Kitab Taj al-Salatin berisi ajaran moral dan tanggung jawab seorang raja, pejabat pemerintah, dan masyarakat umum. Pengaruhnya mencakup Sumatra dan Jawa, dengan edisi-edisi cetak di Semarang dan Surakarta pada abad ke-19 dan awal abad ke-20. Kitab ini mengajarkan bagaimana masyarakat dapat dibangun berdasarkan prinsip keadilan, yang dianggap dapat membawa kemakmuran, kedamaian, dan kesejahteraan di dunia dan akhirat.

Kitab ini didedikasikan untuk Sultan Alauddin Riayat Syah dengan tujuan menjadi pedoman dalam menjalankan pemerintahan. Selain masalah ketatanegaraan, kitab ini juga membahas topik-topik tasawuf, sejarah, ibadah, dan ilmu firasat (fisiognomi).

Tasawuf dibahas di bagian awal kitab untuk menekankan pentingnya spiritualitas bagi seorang raja, agar mereka dapat memerintah dengan keadilan dan kebijaksanaan. Sejarah digunakan sebagai alat untuk mengingatkan raja tentang pentingnya tugas kenegaraan dan untuk belajar dari masa lalu. Ibadah ditekankan agar para raja senantiasa berperilaku sesuai dengan ajaran agama, memiliki visi yang jauh ke depan, dan tidak hanya fokus pada urusan duniawi.

Ilmu firasat atau fisiognomi, yang dibahas pada pasal 18 dan 19, adalah ilmu yang mempelajari karakter dan perilaku orang dari ciri-ciri fisiknya. Dengan ilmu ini, seorang raja dapat menentukan siapa yang layak dijadikan teman atau pengikut, serta memilih putra mahkota yang tepat.

Inti dari Taj al-Salatin adalah keadilan. Buchari al-Jauhari meyakini bahwa keadilan adalah kunci untuk menciptakan kemakmuran, kedamaian, dan kesejahteraan bagi masyarakat. Keadilan menjadi landasan bagi penguasa untuk membangun masyarakat yang harmonis dan sejahtera.

Isi Kitab Taj al-Salatin

Kitab Tajal-Salatin, dengan 24 pasalnya, merupakan sebuah panduan komprehensif tentang kebijaksanaan hidup dan tata negara menurut ajaran Islam.

Pasal 1: Mengenal Diri Sendiri Menerangkan pentingnya manusia untuk mengenal dirinya sendiri sebagai langkah awal menuju kehidupan yang bermakna.

Pasal 2: Mengenal Tuhan Setelah mengenal diri, manusia diajarkan untuk mengenal Tuhan, karena dalam ajaran Islam, mengenal diri berarti juga mengenal Tuhan.

Pasal 3: Mengenal Dunia dan Masyarakat Manusia diibaratkan sebagai perantau di dunia yang hanya singgah sementara sebelum menuju kehidupan yang abadi di akhirat.

Pasal 4: Sakaratul Maut Mengajarkan tentang pahitnya menghadapi sakaratul maut dan pentingnya persiapan spiritual untuk menghadapi kematian.

Pasal 5: Kebesaran dan Kemuliaan Seorang Raja Menjelaskan syarat-syarat menjadi raja, termasuk harus dewasa, berilmu, berwajah baik, dermawan, berani, dan tidak berfoya-foya.

Pasal 6: Menjalankan Keadilan Menekankan bahwa keadilan adalah kunci kedamaian dan keselamatan dunia.

Pasal 7: Akhlak Seorang Raja Raja harus bijaksana dan menjaga agar rakyatnya tidak ditindas oleh pejabat-pejabat yang korup.

Pasal 8: Raja yang Adil Meski Tidak Beriman Menceritakan kisah Nusyirwan yang adil meskipun bukan Muslim, untuk menekankan pentingnya keadilan.

Pasal 9: Raja-Raja yang Zalim Nabi Muhammad tidak memberikan syafaat kepada raja-raja yang zalim dan orang-orang yang menambah-nambah peraturan yang telah ditentukan.

Pasal 10: Hubungan Raja dengan Penasehat Raja yang memiliki penasehat ahli dan jujur akan dapat memerintah dengan baik.

Pasal 11: Pekerjaan Penulis Menghargai jasa penulis dalam pemerintahan Islam, dengan kisah penghargaan khalifah kepada penulis.

Pasal 12: Kewajiban Utusan Utusan dianggap menjalankan sebagian tugas nabi, sehingga mereka harus bertanggung jawab penuh terhadap tugas mereka.

Pasal 13: Sifat-Sifat Pegawai Pemerintah Menjelaskan syarat-syarat seorang pegawai pemerintah, termasuk harus jujur, takut kepada Allah, dan patuh kepada raja dalam kebaikan.

Pasal 14: Mendidik Anak Menyarankan berbagai tahapan dalam mendidik anak, dari kelahiran hingga dewasa, dengan penekanan pada nilai-nilai agama.

Pasal 15: Pemimpin yang Bijaksana Mengajarkan pentingnya budi pekerti yang luhur untuk mencapai kepuasan batin.

Pasal 16: Akal dan Budi Menjelaskan bahwa akal dan budi adalah alat untuk membedakan antara yang baik dan yang buruk.

Pasal 17: Undang-Undang Dasar Negara Membahas tentang pentingnya undang-undang dasar dalam mengatur sebuah negara.

Pasal 18: Ilmu Firasat dan Gerak Mengajarkan cara mengenali manusia melalui empat jalur: kenabian, kesucian, kecerdasan, dan ilmu firasat.

Pasal 19: Tanda-Tanda Ilmu Firasat Membahas tanda-tanda yang dapat dikenali melalui ilmu firasat.

Pasal 20: Hubungan Rakyat Muslim dengan Raja Menguraikan hubungan yang ideal antara rakyat Muslim dan rajanya.

Pasal 21: Hubungan Rakyat Non-Muslim dengan Raja Menjelaskan hubungan antara rakyat yang tidak beragama Islam dengan raja.

Pasal 22: Kedermawanan dan Kemurahan Hati Menekankan pentingnya kedermawanan dan kemurahan hati seorang raja.

Pasal 23: Menepati Janji dan Perjanjian Raja yang memenuhi janji akan dihormati dan dipercayai oleh rakyatnya.

Pasal 24: Penutup Kitab ini dipandang sebagai cermin bagi para raja, penuh dengan nasihat dan petunjuk berharga untuk pemerintahan yang adil dan bijaksana.

Kitab Taj al-Salatin memberikan panduan komprehensif bagi para penguasa untuk membangun masyarakat yang berlandaskan keadilan, kemakmuran, dan kesejahteraan, baik di dunia maupun akhirat.

Pengaruh Dari Isi Kitab Taj Al-Salatin

Kitab Tajussalatin memiliki pengaruh besar terhadap pemikiran politik dan tradisi intelektual di dunia Melayu, melampaui batas-batas Nusantara dan menyebar ke seluruh Asia Tenggara. Dengan dasar yang kuat dari ayat-ayat Alquran dan hadits, serta kisah-kisah dari buku sejarah dan cerita rakyat seperti Seribu Satu Malam, kitab ini menjadi rujukan penting dalam banyak aspek kehidupan.

Pengaruh Tajussalatin terus terasa dalam jangka waktu yang lama. Refless mencatat bahwa pemerintahan pada masa Sultan di Singapura mengacu pada prinsip-prinsip yang terdapat dalam kitab ini. Selain itu, Abdullah Munsyi menggunakan asas-asas ilmu firasat dari Tajussalatin untuk memahami karakter gubernur Inggris. Pada abad ke-19, adaptasi kitab ini masih dibaca di kraton Yogyakarta dan Surakarta dalam versi Jawa yang dikenal sebagai Serat Tajus Salatin.

Kitab ini tidak hanya menjadi pedoman bagi para pemimpin, tetapi juga berperan dalam membentuk pola pikir dan nilai-nilai moral di kalangan masyarakat luas, menjadikannya warisan intelektual yang bertahan melintasi zaman.

DAFTAR PUSTAKA

Daulay, Saleh Partaonan. Taj Al-Salatin Karya Buchori Al-Jauhari : Filologi Dan Refleksi Filosofis. 2011. Pamulang : Publishing Lektur dan Khazanah Keagamaan Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI.

Usman, Zuber. 1963. Kesusasteraan Lama Indonesia. Jakarta:  gunung agung.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *