Manusia seratus tahun lalu mungkin tak pernah menyangka bahwa suatu hari mereka dapat menyimpan data dalam jumlah besar dalam perangkat kecil. Kemajuan teknologi telah melahirkan berbagai perangkat penyimpanan yang variatif, mulai dari kaset, disket, CD, hingga hard disk, yang semuanya membawa perubahan signifikan bagi produktivitas dan kehidupan manusia.
Story Guide
Perangkat Penyimpanan Pertama
Komputer paling awal menggunakan kertas untuk penyimpanan informasinya. Benar, Anda tidak salah membacanya, perangkat penyimpanan ini disebut punched card atau kartu pons.
Ide penggunaan kertas sebagai media penyimpanan informasi untuk komputer dapat ditelusuri kembali ke Charles Babbage, seorang ahli matematika Inggris, yang menemukan kalkulator mekanis yang disebut Difference Engine yang dirancang untuk membuat tabulasi fungsi polinomial pada tahun 1820-an.
Setelah penemuan yang sukses ini, Babbage mulai mengerjakan desain untuk mewujudkan perhitungan yang lebih umum. Pada saat itu, teknologi alat tenun otomatis telah dikembangkan setelah serangkaian inovasi teknis, terutama di Prancis sejak awal abad ke-18. Salah satu contoh yang terkenal adalah alat tenun Jacquard, yang dapat menggambar pola tenunan dengan membaca lubang yang dilubangi pada lembaran gulungan tertentu dan mengontrol posisi benang tenun.
Terinspirasi oleh teknologi alat tenun, Babbage mendapatkan ide untuk menyediakan program kalkulasi dan data dengan menggunakan kartu berlubang. Dia melanjutkan pekerjaannya untuk membuat kalkulator umum yang diberi nama Analytical Engine. Namun, pekerjaannya terhambat oleh kesulitan keuangan dan dia hanya berhasil membuat prototipe parsial.
Pada tahun 1880-an, Herman Hollerith, seorang ahli statistik Amerika, menemukan mekanisme elektrik yang dapat mendeteksi lubang pada kartu berlubang. Ia lalu membuat prototipe mesin yang dapat membuat tabulasi statistik dari sejumlah kartu berlubang.
Secara kebetulan, Kantor Sensus AS dihadapkan pada masalah serius yang disebabkan oleh ledakan populasi imigran. Untuk mengatasi masalah ini, Kantor Sensus AS mengadakan sayembara, akhirnya memutuskan untuk mengadopsi ide Hollerith.
Mesin Tabulasi, yang dikembangkan oleh Hollerith dalam waktu satu tahun, digunakan untuk membuat tabulasi sensus tahun 1890. Berkat mesin ini, sensus berhasil diselesaikan dan diperiksa ulang dalam waktu 18 bulan. Keberhasilan mesin tabulasi ini memukau banyak orang.
Hollerith kemudian memutuskan memulai bisnis dan terus mengembangkan mesinnya. Ia menyewakan mesin-mesin tersebut kepada kantor-kantor sensus dan perusahaan asuransi di seluruh dunia. Perusahaan Mesin Tabulasi yang ia dirikan membentuk fondasi IBM (International Business Machines) melalui penggabungan bisnis.
Selain kartu Hollerith dengan 24 kolom dan 12 baris, banyak jenis kartu pons yang didesain dan diproduksi oleh perusahaan lain. Format kartu yang terkemuka adalah kartu IBM dengan 80 kolom dan 24 baris. Hingga tahun 1950-an, punched card merupakan media yang paling populer baik untuk porting data maupun penyimpanan informasi.
Tidak lama setelah komputer elektronik ditemukan dan menjadi populer, kartu pons digantikan pita magnetik untuk penyimpanan informasi jangka panjang. Meskipun begitu, kartu pons tetap eksis untuk memindahkan data dan program ke/dari sistem komputer hingga pertengahan tahun 1980-an.
Dari Kaset hingga Disket
Pita magnetik kaset ditemukan oleh Fritz Pfleumer dari Jerman pada tahun 1928. Pita aslinya dibuat dari kertas berlapis bubuk besi-oksida yang dirancang untuk perekaman suara.
Baru pada tahun 1950-an, pita kaset digunakan sebagai penyimpanan informasi tambahan untuk komputer. UNIVAC I, yang diperkenalkan pada tahun 1951, menjadi komputer pertama yang menggunakan pita magnetik untuk penyimpanan informasi.
Karena pita magnetik pada awalnya dirancang untuk perekaman suara, informasi yang direkam diasumsikan dapat diakses secara berurutan. Akses acak memerlukan pemutaran ulang pita yang tentunya memakan waktu lama.
Meskipun memiliki kekurangan, penyimpanan kaset masih digunakan oleh komputer pribadi seperti Commodore PET, Apple II, dan TRS-80 yang muncul pada tahun 1970-an. PC pada masa ini belum memiliki penyimpanan internal, sehingga masih mengandalkan penyimpanan eksternal seperti kaset dan disket.
Pada masa itu, perangkat penyimpanan kaset merek Datasette dari Commodore PET sempat menjadi primadona. Selain bisa menulis data digital, perangkat ini juga bisa membaca kaset audio biasa. Ditambah, harga yang ditawarkan juga tidak menguras kantong, jadi tidak heran bila Datasette laris di pasaran.
Sementara itu, Apple II awalnya juga menggunakan kaset sebagai media penyimpanan, tetapi kemudian beralih ke disket.
Penyimpanan magnetik seperti disket dan harddisk menjadi komponen utama dalam sistem penyimpanan modern, dimulai dengan IBM 350 Disk File yang dikembangkan oleh tim IBM yang dipimpin oleh Reynold B. Johnson.
IBM mulai menjual floppy disk pada 1971 dan mendapatkan paten pada 1972. Pada awalnya, diameter disk dalam disket mencapai 8 inci dan memiliki wadah 20cm. casingnya sedikit lebih besar dari 20 cm.
Apple II menggunakan disket berukuran 5,25 inci yang disebut floppy disk karena fleksibilitasnya. Meskipun disebut floppy disk, perangkat ini jauh dari kata praktis bila dibandingkan dengan perangkat penyimpanan modern. Setiap kali menyalakan komputer, pengguna harus memasukkan disket, yang lama-kelamaan dianggap merepotkan dan memakan waktu.
Disket dan kaset tetap menjadi media penyimpanan paling lazim selama tahun 1970-an dan 1980-an. Pada akhir tahun 1980-an, kaset mulai tidak diminati karena disket terbukti lebih cepat, lebih dapat diandalkan, dan menawarkan kapasitas penyimpanan yang lebih besar.
Disket kemudian berevolusi dari perangkat penyimpanan satu sisi berukuran 5,25 inci menjadi versi dua sisi yang dapat merekam data pada kedua sisinya. Perkembangan ini memungkinkan disket untuk menyimpan data hingga 1.200 KB atau 1,2 megabyte (MB).
Pengembangan disket terus berlanjut; pada 1981 Sony memperkenalkan disket 3,5 inci atau disket mikro. Disket jenis ini memiliki tiga varian penyimpanan: 790 KB, 1,44 MB, dan 2,88 MB, dengan jenis 1,44 MB menjadi yang paling sering digunakan.
Baca juga: Dari Warnet hingga Smartphone: Transformasi Akses Internet di Indonesia
Pada tahun 1990-an, disket 3,5 inci mengakhiri eksistensi disket 5,25 inci dari pasar dan menjadi bentuk media penyimpanan paling umum, dengan lebih dari satu miliar disket digunakan oleh komputer pribadi. Pada masa ini, internet masih sulit diakses, sehingga disket menjadi sangat populer, karena memungkinkan transfer data antar komputer.
Kemunculan CD dan DVD
CD-ROM dirancang oleh tim gabungan Sony dan Philips pada 1979, untuk penyimpanan audio digital baru. Cakram optik ini menggunakan laser untuk merekam dan membaca data pada piringannya. Meskipun dirilis pada 1982, tetapi CD baru meraih popularitasnya pada tahun 1990-an.
CD-ROM jauh lebih unggul dibandingkan disket, dengan kapasitas mencapai 650 MB dan kecepatan baca yang lebih tinggi. Tak heran jika CD-ROM akhirnya menjadi pilihan utama bagi perusahaan-perusahaan perangkat lunak. Media ini biasa digunakan untuk mendistribusikan perangkat lunak perkantoran, video game, dan sistem operasi.
Meskipun CD-ROM mulai mendominasi, disket masih tetap digunakan untuk beberapa keperluan lain.
Pada dekade 1990-an, pengguna komputer menyaksikan perkembangan pesat dalam perangkat penyimpanan. Tidak lama setelah CD-ROM mulai populer, Digital Versatile Disk (DVD) muncul pada tahun 1996.
Baca juga: Bagaimana Video Game Berevolusi dari Masa ke Masa
DVD menawarkan kapasitas penyimpanan hingga 4,5 gigabyte, kapasitas yang sangat besar untuk masa itu. DVD menggunakan teknologi cakram optik yang mirip dengan CD-ROM, namun lebih maju. Perangkat penyimpanan ini menjadi andalan bagi pengguna komputer di awal abad ke-21.
Era Penyimpanan Modern
Hard disk pertama kali masuk ke pasar komputer pada tahun 1980-an, namun baru benar-benar populer pada 1990-an. Berbeda dengan floppy disk yang memiliki piringan penyimpanan data terbuka, hard disk menyimpan data dalam kompartemen kedap udara. Hard disk jauh lebih cepat dibandingkan dengan CD-ROM, disket, atau kaset.
Kapasitas penyimpanan hard disk sangat bervariasi dan terus berkembang, mengungguli perangkat penyimpanan lainnya. Saat ini, kapasitas umum yang tersedia di pasaran mencapai ukuran terabyte (Tb).
Salah satu keunggulan hard disk adalah fleksibilitasnya yang luar biasa. Data bisa ditulis secara acak, diubah, dihapus, atau dibaca berulang kali, sesuatu yang tidak bisa dilakukan oleh CD-ROM.
Berkat kapasitas penyimpanannya yang terus meningkat dan kecepatan yang tinggi, hard disk tetap menjadi media penyimpanan utama untuk PC. Hard disk tidak hanya digunakan untuk menyimpan data pengguna, tetapi juga untuk mem-boot sistem operasi.
Meski demikian, hard disk bukanlah media penyimpanan yang sempurna. Hard disk generasi awal rentan terhadap kerusakan dan kehilangan data, sehingga tidak jarang pengguna mencadangkan data mereka ke CD atau DVD sebagai tindakan pencegahan.
Disket dikenal sebagai perangkat penyimpanan portabel pertama yang sukses di pasaran. Namun, popularitasnya perlahan menurun dengan munculnya flash disk berbasis teknologi Universal Serial Bus (USB) pada tahun 2000.
Penemuan flash disk masih menjadi subjek perdebatan. Perusahaan Israel M-Systems, yang kemudian diakuisisi oleh SanDisk pada tahun 2006, mengajukan paten pertama untuk “flash disk PC berbasis USB” pada bulan April 1999. Namun, pada tahun yang sama, insinyur IBM bernama Shimon Shmueli juga mengajukan paten untuk teknologi flash disk.
Selain itu, Pua Khein-Seng, CEO dari Phison Electronics Corporation yang berbasis di Taiwan, juga mengklaim bahwa pada tahun 1999, dia telah menemukan perangkat tersebut. Meskipun demikian, Trek 2000 International, sebuah perusahaan teknologi yang berbasis di Singapura, menjadi yang pertama menjual flash disk dengan merek dagang ThumbDrive pada tahun 2000.
Flash disk sering disebut sebagai miniatur hard disk yang bisa dibawa ke mana saja. Kapasitas flash disk sangat bervariasi, awalnya sekitar 8-32 MB, tetapi kini telah mencapai ukuran terabyte (TB). Seperti hard disk, flash disk juga bisa digunakan untuk menyalakan komputer dan menyimpan berbagai jenis data.
Bersamaan dengan flash disk, muncul juga teknologi penyimpanan lain seperti Secure Digital (SD) Card. SD Card menjadi media penyimpanan yang populer untuk kamera digital, ponsel, dan tablet. Kecepatan dan kapasitas penyimpanannya sebanding dengan flash disk.
Pada abad ke-21 ini, teknologi berkembang begitu dramatis. Dalam waktu singkat, teknologi yang dominan saat ini bisa menjadi usang di masa depan.
Pada abad ke-21, teknologi berkembang sangat pesat. Apa yang dominan hari ini bisa menjadi usang dalam waktu singkat. Meskipun konsep penyimpanan data tidak akan pernah hilang, metode penyimpanan terus berubah dan berkembang. Penyimpanan data pribadi akan semakin cepat dan menawarkan kapasitas yang lebih besar dalam ruang fisik yang semakin kecil atau bahkan tidak tampak seperti teknologi cloud.